Healthy with cosmetic

SCI3NTIST

(Seminar on Education and Information of Pharmacist)

Healthy with cosmetic

 Gambar

 

 

 

Nama     : Kunthi Sekaring Hapsari Nur Pratiwi

Lokal    : 1B

 

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II JURUSAN FARMASI

TAHUN 2013/2014

BAB I

MENJAGA KESEHATAN KULIT DENGAN PEMILIHAN KOSMETIK YANG BIJAK

 

 

  1. A.   Definisi Kosmetik

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan genital bagian luar), atau gigi dan mukosa mulut.

Tujuan kosmetik adalah untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan / memelihara tubuh pada kondisi bak.

Kosmetik berguna sebagai pencegahan dan membantu pengobatan.

 

  1. B.   Macam-macam kosmetik

Kosmetik dibagi menjadi :

ü  Kosmetik pemeliharaan dan perawatan

ü  Kosmetik rias

 

  1. Kosmetik Pemeliharaan dan Perawatan

Tujuan perawatan kulit adalah untuk menghilangkan sebum tanpa menghilangkan kelembapan kulit.

Kosmetik pemeliharaan dan perawatan dibagi atas :

ü  Kosmetik pembersih

ü  Kosmetik pelembab

ü  Kosmetik penipis

ü  Kosmetik pelindung

 

 

 

  1. Kosmetik Pembersih

Tujuan :   

  • Menghilangkan sel-sel mati
  • Menghilangkan kelebihan minyak, keringat, kotoran dan kosmetik

Bahan       :          

  • Sabun

Sabun merupakan pembersih tertua yang terbuat dari bahan dasar air dan surfactant (surface active substance). Fungsi surfactant adalah untuk:

–          Mengurangi tegangan permukaan

–          Dispersi insoluble

–          Menghasilkan busa

–          Menghambat redisposisi kotoran

 

Kekurangan sabun adalah :

–          Mengendapkan ion K dan Mg

–          Menutup folikel rambut dan kel sebasea

Dilihat dari kekurangan yang dimiliki sabun maka bila pemakaiaan dipakai terlalu sering dapat menyebabkan iritasi kulit.

Yang penting diperhatikan dalam pemakaiaan sabun:

–          Menghindari kulit kering akibat detergen yang terlalu kuat

–          Menghindari degreasing berlebihan akibat hiperaktivitas kel sebasea yang dapat menimbulkan kompensasi kehilangan lipid kulit.

 

  • Detergen sintetis (syndet) / cleanser bar, soapless soap, dermatological bar

Synthetic detergens (syndet) adalah campuran surfactan sintetik (anionik dan amphoteric surfactan). Detergen sintetis ini diperkaya dengan oily compounds yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologis permukaan kulit karena pH nya mendekati pH kulit.

 

  • Susu pembersih

Susu pembersih bertujuan untuk menganngkat deep poredirt, debu dan sisa tata rias. Susu pembersih dengan bahan dasar air dapat dengan mudah dibilas dengan air untuk menghilangkan kotoran dan sisa susu pembersih. Namun bila susu pembersih berbahan dasar selain air maka dapat digunakan astringen. Astringen bersifat desinfeksi yang dapat menghilangkan sisa minyak serta membantu keseimbangan keasaman kulit. Astringen mengandung alkohol, garam alumunium, tannin, whitz hazel, camphora, alatoin. Astringen dapat dipakai sesudah cleasing sebelum penggunaan moisturizer. Pada acne dengan inflamasi sedang dan berat akan timbul rasa tersengat atau terbakar.

 

  1. Kosmetik Penipis

Penipis kulit / exfoliants adalah sabun yang mengandung butiran-butiran (scrubbing grains) untuk mengangkat kulit ari yang mati. Terbuat dari bahan peeling superfisial. Biasanya berupa masker pasta, lumpur (clay).

Manfaat:

–          Mengurangi kelebihan minyak dan kulit mati

–          Mencegah pembentukan komedo

–          Membantu agar kulit halus dan lembut

Pada acne inflamasi pemakaian harus hati-hati karena dapat menimbulkan iritasi, eritem, bahkan bisa memperparah inflamasi.

  1. Kosmetik Pelindung

Kosmetik pelindung yang biasa lebih dikenal dengan Tabir Surya (TS) adalah produk / bahan yang diaplikasikan di kulit untuk melindungi dari efek berbahaya sinar ultra violet. Tabir surya (TS) merupakan substansi yang mengandung senyawa kimia yang bekerja menyerap, menghamburkan dan memantulkan sinar ultra violet.

 

 

 

 

 

Jenis tabir surya (TS) :

Menurut kandungan bahan kimia :

–          PABA

–          Non PABA

–          Kombinasi

Menurut cara kerja :

–          Kimiawi

Mekanisme kerja  :  menyerap sinar UV

Efek samping                   :  dermatitis alergi

–          Fisik

Mekanisme kerja : menghamburkan dan memantulkan sinar UV

Sun Protection Factor (SPF) adalah satuan perlindungan tabir surya (kemampuan melindungi kulit) yaitu perbandingan dosis sinar UV yang menimbulkan 1 minimal erythema dose (MED) pada kulit yang dilindungi tabir surya (TS) dengan yang tidak dilindungi tabir surya (TS).

 Kekuatan SPF :

–          Tabir surya lemah             : SPF 2 – 12

–          Tabir surya sedang           : SPF 12 – 30

–          Tabir surya kuat   : SPF >30

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penurunan radiasi UV berdasarkan nilai SPF

Nilai SPF

Penurunan radiasi (%)

2

50,0

4

75,0

8

87,5

16

93,6

32

96,9

64

98,4

 

Pemakaian tabir surya (TS) menurut Food & Drugs Administration (FDA) adalah 2 mg/cm2 . untuk wajah (5% LPB) adalah 1 gram. Sebaiknya dipakai 15 – 30 menit sebelum terpapar UV, reaplikasi 2 – 3 jam.

 

  1. Kosmetik Rias

Kosmetik rias dibagi menurut fungsinya :

ü  Dekoratif

ü  Pewangi / parfum

 

  1. Kosmetik Dekoratif

Kosmetik dekoratif atau yang biasanya disebut kosmetik rias adalah kosmetik yang digunakan untuk merias atau mempercantik diri mulai dari kulit, rambut, kuku, bibir, dan mata.

 

  1. Kosmetik Pewangi / Parfum

Parfum terdiri dari fragrant essential oil, aroma compound, pengawet, dan pelarut.

 

 

 

 

Jenis pewangi / parfum :

         Menurut bahan utamanya :

–          Ekstrak minyak tanaman

–          Ekstrak dari kelenjar hewan

–          Kimiawi sintetik hasil reaksi kimia

Menurut komposisinya :

–          Parfum extract     : kandungan aroma maksimal 40%

–          Eau de parfum     : kandungan aroma maksimal 30%

–          Eau de toilette      : kandungan aroma maksimal 20%

–          Eau de cologne    : kandungan aroma 3%

 

Kekurangan parfum:

–          Menutup pori

–          Iritasi kulit

–          Kulit makin berminyak

 

  1. C.   Keamanan Kosmetik

Pemakaian maupun pemulihan kosmetik yang salah atau pun yang tidak tepat seringkali menimbulkan berbagai masalah kulit yang bisa berimbas kepada kesehatan. Berikut adalah data kasus efek samping yang ditimbukan pemakaian kosmetik yang salah :

  • 1954    : Schulz (Jerman) mendata sekitar 10% kasus dermatitis kontak
  • 1955    : Tzank (Paris) mendata 7% kasus kerusakan kulit di klinik
  • 1956    : Sidi (Perancis) mendata 20% kasus
  • 1978    : Tranggono, R.I.S mendata 18,3% kasus bercak hitam
  • 2004    : Orton DI, Wikinson JD, survei epidemiologi di Inggris, 23% wanita dan 13,8% laki-laki menunjukkan reaksi negatif terhadap produk perawatan,

Efek samping kosmetik akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan kosmetik di masyarakat. Hal ini dikenal dengan fenoma gunung es.

 

Efek samping kosmetik dipengaruhi oleh :

–          Faktor manusia

–          Faktor kosmetik

–          Faktor lingkungan

–          Interaksi keriga faktor

Faktor yang mempermudah timbulnya efek samping kosmetik :

  1. Lama dan intensitas kontak
  2. Lokasi pemakaian (biasanya pada kulit yang lebih tipis seperti kelopak mata, lipatan tangan, lipatan kaki, dan lain-lain.
  3. pH kosmetik
  4. bahan campuran yang mudah menguap
  5. cara pemakaian yang tidak tepat

Macam-macam efek samping kosmetik :

ü  Hiperpigmentasi dan hipopigmentasi

ü  Dermatitis kontak alergi / iritan

Kandungan kosmetik yang dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi:

Paraphenylenediamine, propylene glycol, sunscreen and other ultraviolet absorbers, methacrylates, toluene sulfonamide / formaldehyde resin, lanolin and derivatives, glyceryl thioglycolate.

Kosmetik penyebab dermatitis kontak iritan adalah sabun mandi dan detergen, deodoran dan antiperspiran, eye shadow, maskara, pelembab, obat pengeriting rambut, tonik dan shampo.

ü  Dermatitis kontak fotoalergik / fototoksik

Adalah reaksi akibat kosmetik yang diinduksi sinar. Substansi penyebabnya adalah methylcoumarin, musk ambrette (pewangi), oxybenzone (tabir surya).

ü  Hair and nail breakage

ü  Intoksikasi

 

 

 

ü  Urtikaria kontak

Substansi penyebab:

–          Asam asetat : formaldehide, asam salisilat, asam benzoat, paraben, balsam peru.

–          Alkohol           : amonia, sodium sulfida, sorbic acid, polietilen glikol, henna.

–          Parafenilendiamin: mentol, sodium benzoat, benzofenon, amonium persulfat, polysorbate 60.

ü  Jerawat (akne) dan komedo

Substansi komedogenik :

–          Asam oleat                                          : pelembut janggut

–          Lanolin dan derivatnya                                   : bedak padat

–          Petrolatum                                           : minyak rambut, maskara

–          Zat warna D dan C                             : res dyes (pemerah pipi)

–          Isopropil miristat dan derivatnya        : pengemulsi, alas bedak, pelembab

 

Perbedaan komedogenik dan aknegenik

 

Komedogenik

Aknegenik

Penyebab

Sumbatan pada folikel

Iritasi pada folikel

Klinis

Komedo tertutup / terbuka

Papul dan pustul

Awitan

Beberapa minggu setelah aplikasi

Beberapa saat setelah aplikasi

Penderita

Orang yang rentan

Individual

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ü  Efek samping sistemik

Diagnosis efek samping kosmetik:

ü  Riwayat penyakit : harus cermat dan teliti, terutama bila reaksi ringan dan kosmetik sudah dipakai sejak lama.

ü  Gejala klinik : sesuai dengan reaksi yang ditimbulkan.

ü  Uji urtikaria kontak : harus di bawah pengawasan dan di tempat yang terdapat fasilitas resusitasi. Lokasi dibelakang telinga atau lengan atas sisi dalam (di atas siku). Pembacaan 15 – 30 menit setelah aplikasi, dan interval 2 jam.

ü   Uji kulit :

–          Uji pakai : stop semua pemakaian kosmetik, dicoba memakai kosmetik terpisah satu persatu.

–          Uji tempel : terbaik (semua bahan kosmetik sesuai konsentrasi dan bahan pembawa), praktis (bentuk kosmetik jadi). Dilakukan minimal 2 minggu setelah bebas penyakit. Difiksasi 48 jam, dibaca hari ke 2, 3, 3 s.d 7. Lokasi : kulit punggung atas yang sehat, lateral lengan atas atau volar lengan bawah.

–          Uji eliminasi : stop pemakaian kosmetik yang dicurigai, terbukti bila terjadi perbaikan klinis.

Kendala pada uji kulit :

–            Dalam satu jenis kosmetik biasanya terdapat banyak macam zat kimia.

–            Dalam kemasan tidak tercantum secara lengkap kandungan bahan dan konsentrasi.

–            Pada saat yang sama memakai lebih dari satu macam kosmetik.

–            Efek samping kosmetik dicetuskan oleh faktor lain.

 

 

 

 

Hal penting pada uji kulit :

–          Uji kulit dengan kosmetik pasien sulit menentukan jenis alergen penyebab karena umumnya tidak terdapat info komposisi bahan pada kemasan.

–          Setelah didapat reaksi positif maka informasikan kepada pasien berbagai nama bahan dan di mana bahan tersebut berada.

–           Adanya hubungan imunokimia dengan bahan lain yang dapat menimbulkan reaksi silang.

–          Informasi bahan pengganti yang lebih aman.

 

  1. D.    Tips Memilih Kosmetik aman
    1. Teliti komposisi sebelum memakai apakah aman atau berbahaya
    2. Harus ada lisensi dari BPOM
    3. Merk kosmetik harus resmi dan jelas
    4. Hati-hati pada kosmetik dengan hasil instan
    5. Konsultasi kepada dokter bila harus memakai kosmetik khusus

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

MEWASPADAI PEREDARAN KOSMETIK YANG BERBAHAYA BAGI TUBUH

 

  1. A.   Peredaran Kosmetik

 

Persyaratan kosmetik beredar :

  1. Kosmetika terdaftar / ternotifikasi
  2. Memenuhi persyaratan teknis kosmetika
  3. Memiliki IDP
  4. Diproduksi pada sarana yang sudah menerapkan CPKB
  5. Kosmetik impor masuk sesuai ketentuan pemasukan kosmetika (melalui SKI)

Prosedur Legalisasi Kosmetik:

Setiap kosmetika hanya dapat diedarkan setelah notifikasi kecuali untuk penelitian dan sampel pameran dalam jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan. Notifikasi diajukan kepada Kepala Badan POM. Proses notifikasi kosmetik melalui on line.

 

  1. B.     Bahan Berbahaya dalam Kosmetika

Bahan dilarang yang sering ditemukan sebagai pelanggaran:

  1. Pewarna

Jingga K1, Merah K3, Merah K10 / Rhodamin B, Methanyl yellow, m-fenilendiamine, 4 etoksi m-fenilendiamin

  1. Pemutih

Merkuri (Hg), Hidrokinon

  1. Anti jerawat

Asam retinoat, Resorsinol

  1. Pengawet

Metil dibromo glutaronitrit

  1. Pelembab

Fitonadion / vitamin K, Human Oligopeptide-1

Bahaya bahan kimia yang sering disalahgunakan dalam kosmetik

  1. 1.    Merkuri (Hg)

Merkuri sering disalahgunakan pada krim / lotion pemutih kulit. Merkuri merupakan logam berat yang berbahaya dan bersifat racun.

  1. 2.    Hidrokinon

Hidrokinon sering disalahgunakan pada krim / lotion pemutih kulit. Hidrokinon hanya boleh digunakan pada sediaan kuku. Apabila kontak dengan kulit dapat menyebabkan hiperpigmentasi, reaksi inflamasi, kekeringan, kulit pecah-pecah, dan ruam.

  1. 3.    Asam Retinoat / Tretinoin / Retionic Acid

Asam Retinoat / Tretinoin / Retionic Acid banyak disalahgunakan pada sediaan peeling, sediaan obat jerawat dan pemutih dengan mekanisme kerja pengelupasan kulit. Zat ini dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar dan teratogenik.

  1. 4.    Bahan Pewarna Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075)

Sering disalahgunakan pada produk lipstik atau sediaan dekoratif lain. Merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik. Rodhamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

  1. 5.    Diethylene Glycol (DEG)

Terdapat pada bahan baku gliserin dan atau polietilen oksida yang digunakan pada pembuatan kosmetika misalnya pasta gigi. Jika melebihi batas dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, keracunan pada hati dan gagal ginjal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bahan dibatasi penggunaannya yang sering dilanggar:

  1. Pelarut :

Metanol, Toluene

  1. Tabir surya

OMS, Oktil Salisilat, Benzofenon 3

  1. Anti jerawat

Sulfur, Asam Salisilat, Triklosan

 

  1. Anti ketombe

Zn Pto, Selenium disulfida, Piroctone olamine

  1. Antiseptik

TCC / Triklokarban, Triklosan / Irgasan

  1. Pengawet

Nipagin, Nipasol, Diazolidinil Urea, Benzyl alkohol

  1. Pewarna

CI 11680, CI 26100, CI 15510, Fenil Metil Pirazolon, 2-nitro-p-fenilendiamine, Barium Peroksida, Fenil metal ferazolon, N dimetil p-fenilendiamine sulfat

  1. Pemutih

AHA, Etidronic Acid

 

Bahan diijinkan / tidak diatur menjadi dilarang (menurut Per Ka BPOM 07517 Th 2011):

  1. M-fenilendiamin
  2. Hidrokinon
  3. Fenol dan garan alkalinya
  4. Lead acetate
  5. Solvent red 1 (CI 12150)
  6. D&C Broen No.1 / Acid Orange 24 (CI 20170)
  7. Methylene Chloride (dichlorometane)
  8. D&C Red No.13 Ext / Solvent Red 69 / Acid Red 73 / Brilliant Croceine Noo (CI 27290)
  9. Vitamin K (Fitonadion)

 

  1. C.    Cara Membedakan Kosmetik Legal
    1. Nomor notifikasi
  • Setiap produk kosmetik harus mencantumkan nomor notifikasi
  • Pastikan kebenaran nomor notifikasi di http://www.pom.go.id
  1. Label
  • Penandaan lengkap
  • Mudah dibaca dan tidak lepas
  1. Kemasan
  • Keadaan baik (tidak rusak / cacat / jelek)
  1. Isi produk
  • Warna, bau dan konsistensi produk baik
  • Bentuk dan warna merata, stabil serta tidak ada bercak kotoran

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

APLIKASI DAN PENGEMBANGAN KOSMETIKA DALAM BIDANG INDUSTRI

 

  1. A.    Pertumbuhan Penjualan Kosmetika di Indonesia
  • Penjualan kosmetik di Indonesia pada tahun 2011 mencapai Rp.8,5 Triliun.
  • Angka ini meningkat 14% pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 9,76 Triliun.
  • Pada akhir tahun 2013 diharapkan mencapa Rp. 11,22 Triliun, peningkatan sebesar 15%.

Produk Trend Global

  • 1980    : Kualitas terjamin, harga murah
  • 1990    : Aman dan efektif, seleksi yang baik
  • 2000    : Ramah lingkungan, servis yang baik

 

 

  1. B.     Produk Berkualitas Global

Untuk mampu menembus pasar global maka :

–          Produknya harus unik dan berkualitas tinggi

–          Didukung dengan data ilmiah

–          Diproduksi sesuai CPKB

–          Jaminan mutu ISO 9000, dan jaminan ramah lingkungan ISO 14000

Standart hasil produksi :

–          Kualitas terjamin

–          Aman digunakan

–          Efektif

–          Ramah lingkungan

–          Harga terjangkau

 

Yang harus dilakukan untuk memenuhi produk global :

–          Formula berkualitas dengan multi manfaat

–          Dibuktikan keamanan dan efektivitasnya

–          Mempunyai jajaran produk yang lengkap

–          Kemasannya bercitra global dengan “full ingredients list”

–          Harga sesuai target pasar

–          Mengikuti aturan yang berlaku ASEAN (ACD)

Kontrol secara keseluruhan meliputi :

–          Material

–          Proses produksinya

–          Proses quality control

–          Peralatan

–          Personil

–          Bangunan

Sesuai dengan standar ISO 9000, ISO 14000, GMP / CPKB

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. C.   Langkah-Langkah Produksi
    1. Penelitian bahan baku alami

Mendapat bahan baku alami baru khas Indonesia untuk digunakan dalam produk. Setiap ekstrak terstandarisasi diuji stabilitas, keamanan dan ketepatan manfaatnya sehingga dosis optimal dapat digunakan oleh formulator dalam mengembangkan produk inovatif.

  1. Strandarisasi

Menjamin bahwa semua bahan baku dan bahan kemas telah memenuhi spesifikasi, keamanan dan regulasi yang berlaku.

  1. Penilaian produk

Menjamin keamanan dan ketepatan manfaat bahan ekstrak, produk kosmetik dan jamu, dengan penelitian yang mendalam secara in vitro maupun in vivo.

  1. Pengembangan formulasi

Menciptakan dan mengembangkan formula baru yang stabil, aman dan bermanfaat.

Dimulai dari trial laboratorium – uji awal – uji panel – uji stabilitas dan kompatibilitas – uji keamanan dan manfaat – trial produksi.

  1. Pengembangan kemasan

Bersama bagian marketing dan pembelian mengembangkan kemasan yang kompatibel, ramah lingkungan dan trendi. Dimulai dari sampel kemasan – uji fisik dan fungsi – layout – final artwork – proof print – kemasan akhir.

  1. Produksi produk

Pembuatan produk-produk berpedoman pada standar nasional dan internasional :

  • Mendapatkan jaminan standar kualitas International melalui sistem manajemen berkualitas ISO 9001
  • Bersahabat dengan lingkungan melalui sertifikat ISO 14001
  • Menjamin kehalalan penerapan sistem jaminan halal (HAS 23000)
  • Memproduksi produk dengan peralatan dan teknologi tinggi serta mengikuti persyaratan yang tercantum pada CPKB dan CPOTB
  • Melakukan perbaikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja.

Medical Mycology

  • MIKROBIOLOGI
    MEDICINE MYCOLOGY

    NAMA : Dimas Hermawan
       Haifa Fauziah Arini
       Kunthi Sekaring HNP
       Nurizky Safitri
       Ratih Purnamasari
    Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan Farmasi

 

 

  • Fakta tentang Jamur
  • Jamur ada di sekitar kita
  • Kita menyentuh, menelan, bahkan menghirup jamur
  • Ada lebih dari 1,5 juta spesies jamur di alam
    namun hanya sekitar 100 penyebab penyakit manusia
  • Sebagian menyebabkan infeksi superfisial, beberapa menyebabkan reaksi alergi , dan beberapa penyebab infeksi invasif
  • Jamur yang perlu diwaspadai:
    • Coccidiomycosis
    • Histoplasmosis
    • Candida
    • Aspergillus
    • Cryptococcus
    • Zygomycetes

 

  • Jamur menyebabkan penyakit melalui beberapa mekanisme:
  • Reaksi alergi à adanya antigen spesifik dari jamur yang menyebabkan terjadinya reaksi hipersensitifitas.
  • Toksin jamur  jamur secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan subtrat yang memiliki efek toksin
  • Mikosis  jamur tumbuh aktif dalam host
  • Alergi pernafasan yang disebabkan oleh jamur & actinomycetes

 

  • Patogenesis jamur
  • Kemampuan untuk bertahan hidup dalam lingkungan jaringan
  • Kemampuan untuk menahan pertahanan tuan rumah
  • Tahan terhadap suhu

 

 

  • PERKEMBANGAN INFEKSI JAMUR BERGANTUNG PADA…
  • Pertahanan terhadap tubuh tuan rumahnya
  • Ukuran inokulum

 

 

 

  • Infeksi, Kolonisasi
  • Invasi dan multiplikasi organisme dalam jaringan tubuh yang mengakibatkan cedera seluler lokal
  • Kolonisasi: Multiplikasi organisme pada tempat tertentu dan tidak berbahaya

 

 

  • Portal of entry
  • Kulit
  • Rambut                
  • Kuku
  • Saluran pernafasan
  • Saluran pencernaan
  • Saluran kemih

 

  • Toksin Jamur
  • Toksin à metabolit sekunder yang disintesis dan disekresikan ke lingkungan
  • Penyakit yang disebabkan oleh toksin jamur setelah tertelan toksin disebut mycetismus
  • Mycotoxin yang mempengaruhi system saraf pusat dengan efek halusinasi antara lain Psilocybin  Psilocybe cubensis
  • Berikut mycotoxin yang menyebabkan gangguan saluran cerna :
  •  

ú  Amatoxin—Amanita phaloides, A.virosa

 

ú  Gyromitrin—Helvella esculata

 

ú  Muscarine—Clitocybe sp, Inocybe sp

 

ú  Toxin unidentified—Boletus satanas

 

ú  Aflatoxin B1

 

  • Mikosis
  • Pertahanan fisiologis dari jamur à suhu tubuh (pertahanan seluler) dan potensial redox.
  •  Jamur bersifat à mesofilik dan tidak dapat tumbuh pada suhu 37ºC
  • Dasar mekanisme patogenesis jamur à kemampuan jamur untuk beradaptasi dengan jaringan tubuh dan bertahan hidup terhadap aktifitas litik dari pertahanan seluler host.
  • Jamur dapat menyebabkan infeksi karena :
  • Memiliki kapasitas enzim yang spesifik
  • Menunjukkan sifat dimorfisme suhu
  • Memiliki kemampuan untuk memblok pertahanan seluler
  •   Mikosis superfisial
  • Merupakan infeksi jamur pada kulit dan batang rambut pada permukaan superfisial, sehingga tidak mengenai jaringan hidup dan tidak terjadi respon selular, juga tidak terjadi perubahan patologis pada sel.

 

  • Penyakit Mikosis Superfisial
  • Pityrasis versicolor (Tinea Versicolor) – Panu

      Infeksi yang ringan pada stratum  korneum yang disebabkan oleh Malassezia furfur dan spesies Malassezia lainnya. Terjadi macula tersendiri yang berigi-rigi dan hiper-atau hipopigmentasi pada kulit, biasanya pada dada, punggung atas, lengan, atau perut. Pada kulit berwarna terjadi hipopigmentas, pada orang kulit putih terjadi hiperpigmentasi.

     

  • Pv ni disebabkan karena aktifitas M.furfur pada tubuh penderita yang bersangkutan, hal ini dapat terjadi karena perubahan keseimbangan antara hospes dan ragi sebagai flora normal kult. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara topical ataupun sistematik, pengobatan topikal terutama ditujukan untuk pasien dengan lesi minimal.
  • Pengobatan : senyawa azol (ketokonazol, tiokonazol, dll) dalam bentuk krim.           

 

  • Piedra Hortae (Black Piedra )
  • Terdapat nodul atau benjolan kecil berwarna hitam pada batang rambut kepala yang mengandung askospora.
  • Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk spora seksual. Dalam sediaan KOH, rambut dengan benjolan hitam terlihat lebih jernih, berbentuk bulat atau lonjong, yaitu askus yang berisi 2-8 askospora.
  • Membentuk koloni coklat kehitaman dan memiliki hepta bersepta.
  • Endemik pada daerah tropis Africa, Asia, dan Amerika Latin.
  • Treatment : dengan mencukur rambut dan memakai imidazol.

 

  • Trichosporan beigelii
    (White Piedra )
  • Piedra putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang mengenai rambut kepala. Penyakit ini jarang ditemukan, terdapat di daerah beriklim sedang. Jamur ini dapat ditemukan di tanah, udara,dan permukaan tubuh.
  • Jamur penyebab piedra putih ini mempunyai hifa yang tidak berwarna, termasuk Moniliaceae. Secara mikroskopis jamur ini menghasilkan arthrokonidia dan blastoconidia. Benjolan pada piedra putih terlihat lebih memanjang pada rambut dan tidak padat disbanding piedra hitam. Benjolan mudah dilepas dari rambut. Tidak terlihat askus dalam massa jamur.
  • Pengobatan : imidazoles, itraconazole oral.
  • Tinea Nigra (Tinea Nigra Palmaris)
  • Infeksi kronis superficial dan asitomatis dari stratum korneum yang disebabkan oleh jamur dematiaceous hortae (Exophiala) warneckii.
  • Prevalen di wilayah berpantai hangat dan pada wanita muda.
  • Lesi tampak sebagai suatu diskolorasi gelap (coklat sampai hitam) seringkali ditelapak tangan.

 

 

  • Mikosis Kutan
  • Merupakan infeksi pada rambut, kuku, dan kulit yang biasanya disebut tinea. Penamaan tinea berdasarkan tempat terjadi infeksi. Infeksi terutama disebabkan oleh jamur dermatofita.

 

  • Tinea Capitis (kepala); Tinea Cruris (daerah pubis dan lipatan paha); Tinea Pedis (kaki); Tinea Manuum (tangan); Tinea Corporis (badan); Tinea Unguium (kuku).
  • Dermatophytosis  yaitu infeksi jamur dermatofita yang disebabkan oleh Microsporum spp, Trichophyton spp, Epidermiphyton floccosum.

 

  • Terdapat lesi pada kulit dimana cincing bagian luar lesi merupakan infeksi aktif sedangkan bagian tengah dalam proses penyembuhan.

 

  • Dapat diobati dengan topical expoliates, griseofulvin, atau azoles.

 

Berdasarkan habitatnya terbagi atas:

 

•   Jamur geofilik yaitu jamur dengan habitat tanah. Contoh : Microsporum gypseum.

 

•   Jamur zoofilik yaitu habitat jamur pada     binatang. Contoh : M. canis (pada anjing dan kucing), M. Gallinate (pada unggas), M. Nanum (pada babi), Trichopython equinum (pada kuda), dan T. Verrucosum (pada lembu).

 

3. Jamur anthropofilik yaitu jamur yang habitatnya pada manusia. Contoh : Epdermophyton floccosum, Trichopython mentagrophytes var interdigitale, T. Rubrum, dan T. Tonsurans.

 

  • Infeksi dermatofita dimulai di kulit melalui trauma atau kontak. Faktor predisposisi yang meningkatkan kerentanan inang antara lain kondisi lemah, suhu hangat, kondisi pH kulit, komposisi sebum dan keringat serta faktor genetik. Insiden lebih sering terjadi pada lingkungan beriklim panas dan lembab. Contohnya memakai sepatu memberi kondisi hangat dan lembab sehingga sering menjadi tempat infeksi jamur.
  • Mikosis subkutan

         Merupakan infeksi kronik, infeksi terlokalisasi pada kulit dan jaringan dibawah kulit akibat adanya implantasi traumatic agen etiologic. Jamur penyebab mikosis subkutan umumnya merupakan saprofit tanah yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan jaringan kulit dan dapat menimbulkan berbagai variasi penyakit.

 

 

 

 

  • Mikosis Sistemik
  • Infeksi jamur pada tubuh yang disebabkan oleh jamur pathogen dimorfik yang dapat menembus pertahanan seluler tubuh manusia melalui perubahan bentuk morfologi. Dapat menyebar keseluruh tubuh. Tempat utama infeksi umumnya paru akibat dari inhalasi konidia.
  • Mikosis Sistemik
  • Contoh :

Coccidioides immitis -> Coccidioidomycosis

Histoplasma capsulatum -> Histoplasmosis

Blastomyces dermatitides -> Blastomycosis

Paracoccidioides brasiliensis -> Paracoccidioidomycosis

 

 

  • Mikosis Sistemik Oportunistik
  • Infeksi jamur oportunis sering terjadi pada pasien dengan pertahanan tubuh yang buruk misal pasien HIV. Meningkatnya insiden infeksi oportunis muncul pada pasien AIDS, pasien kemoterapi kanker dan post-transplantasi, penggunaan antobiotik, cytotoxin, immunosupresive, kortikosteroid yang berpotensi menurunkan pertahanan tubuh.

 

THE END 

 

 

Kamu hanyalah d…

Kamu hanyalah dirimu
Tak ada yang bisa lebih dirimu selain kamu
Bila ada orang yang bilang bahwa ia mengerti apa yang kamu rasakan
Itu hanyalah kebohongan
Tak ada yang benar-benar mengerti dirimu selain kamu
Bahkan terkadang usaha mereka untuk mengerti bisa melukaimu
Kau boleh menangis tapi jangan lupa untuk tersenyu dan tertawa lagi